Sholat dan Gelombang Otak
Manusia

Belum lama berselang, pada sebuah sesi kajian di Masjid
Asy-Syakirin Kuala Lumpur, seorang jamaah bertanya,”Ustadz, saya merasa belum
bisa secara maksimal memperoleh manfaat dari Sholat. Saya pikir itu karena saya
belum bisa benar-benar khusyu’ saat menjalankan Sholat. Bagaimana caranya
memprogram pikiran kita agar bisa melaksanakan Sholat dengan khusyu’?”
Sesungguhnya melaksanakan Sholat itu berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu’
Mari kita mulai dengan bertanya pada diri sendiri, saat akan
melaksanakan Sholat, apakah kita merasa berat? Jika jawabnya ”ya”, maka saat
itu kita memang jauh dari khusyu’ karena kita merasa berat melakukannya. Jika
jawabnya ”tidak”, maka kita sudah berada pada track untuk melaksanakan sholat
dengan khusyu’, karena kita terhindar dari perasaan berat menjalankan Sholat.
Selanjutnya bagaimana kita meninggikan derajat ke-khusyu’-an kita sepanjang
Sholat kita? Sesungguhnya khusyu’ adalah dari Allah SWT. Sebagai hamba kita
berupaya untuk menuju pada ke-khusyu’-an, menjemput ke-khusyu’an demi
kesempurnaan Sholat kita.
Masuk ke dalam State
Sholat
Saat kita tenggelam dalam aktivitas duniawi kita, bisa
dipastikan kita bukan berada pada state Sholat. Dan pada saat kita hendak
beralih atau masuk ke dalam state Sholat, ada kalanya kita berhasil melakukan
dengan cepat, kadangkala tidak. Jika yang terakhir ini yang terjadi, maka saat
kita melaksanakan Sholat kita belum berada pada state Sholat. Akibatnya banyak
gangguan dalam pikiran kita yang membuat kualitas ke-khusyu’-an Sholat kita
menjadi berkurang.
Kalau kita mempelajari NLP (neuro linguistic programming),
Hypnosis atau ilmu lain tentang pemberdayaan pikiran, kita mengenal beberapa
tingkat gelombang otak. Dalam aktivitas normal biasanya kita berada di gelombang
Beta atau yang lebih tinggi. Saat kita rileks, santai, tenang kita menurunkan
gelombang otak ke Alpha. Bisa jadi kebanyakan dari kita melaksanakan Sholat di
gelombang ini. Jika saat sholat kita berada pada gelombang Alpha tinggi, sangat
mungkin pikiran kita masih bisa terganggu dengan hal-hal lain karena belum
benar-benar single focus hanya untuk berserah diri dan menyembah Allah SWT.
Semakin rendah gelombang otak kita, maka semakin fokus dan semakin khusyu’
Sholat kita. Idealnya saat mengangkat takbir kita sudah berada di ambang
gelombang Theta (lebih rendah lagi dari Alpha). Saat kita menikmati Sholat maka
gelombang kita terus menurun dan terjaga di Theta mendekati Delta, sehingga
pikiran kita tidak lagi terganggu dengan bayangan, gagasan atau informasi di
luar Sholat kita.
Titian pikiran menuju
State Sholat
Bagaimana cara kita agar pada saat Sholat kita sudah benar-benar
berada pada State Sholat yang terbaik? Allah SWT melalui Rasulullah SAW telah
memberikan jalan yang sebaik-baiknya. Sholat bukanlah sekadar gerak tubuh dan
hafalan ucapan yang dimulai dengan Takbir sampai diakhiri Salam. Sholat adalah
sarana berkomunikasi, berikrar, berserah diri dan menghamba secara total kepada
Allah SWT. Karena itu ada sebuah jalur titian yang tersedia untuk memfasilitasi
kita memastikan kita melaksanakan Sholat pada state Sholat yang terbaik. Insya
Allah dengan mengam
Adzan (Beta ke Alpha)
Dengarkanlah, pahamilah dan resapilah makna Adzan. Jawablah
Adzan dengan sepenuh hati, rasakan makna ucapan kita, bayangkan diri kita
sedang mendengarkan dan menjawab panggilan suci untuk menghadap Allah SWT.
Lanjutkanlah dengan do’a sesudah Adzan, dan rasakan ketenangan, rasa nyaman dan
rileks mulai kita rasakan, sebagai titian awal kita menuju state Sholat kita.
Wudlu (Alpha ke Theta)
Niatkanlah berwudlu untuk menghilangkan kotoran yang melekat
pada diri kita setelah sekian lama berada dalam kesibukan dunia. Saat air
menyentuh kulit kita. Serta bagian-bagian tubuh lainnya rasakan bahwa diri kita
semakin bersih, semakin ringan dan semakin tenang bersiap menghadap Allah SWT.
Biarkan suara gemercik air yang terdengar membawa pikiran kita semakin rileks,
semakin tenang dan semakin dan semakin nyaman.
Sholat (Theta ke Delta)
Sholat (Theta ke Delta)
Saat melangkah di tempat Shalat rasakan langkah kita semakin
dekat untuk berhadapan dengan Allah SWT. Sebelum takbir, mantapkan niat,
berserah diri sambil menarik nafas dalam-dalam. Angkatlah Takbir sambil menahan
nafas dan mengucapkan ”Allahu Akbar”. Dan ketika tangan sudah bersedekap
hembuskanlah nafas perlahan-lahan, dan kita merasakan tubuh kita sangat ringan,
tenang dan nyaman. Seolah kita tidak lagi merasakan sedang menyangga badan atau
menginjak sajadah ataumenempelkan tangan di dada. Semakin lama terasa semakin
ringan, melayang dan nyaman sekali. Di saat itu sama sekali tidak ada
ketergesaan, keinginan segera selesai, atau menghitung-hitung rekaat yang
tersisa. Seolah bergerak dan terjadi dengan sendirinya karena bawah sadar kita
telah mengendalikan gerak dan bacaan kita dalam ke-khusyu’-an.
Dzikir/Wirid (Theta ke
Alpha)
Seusai mengucapkan Salam, kita hindari untuk langsung beranjak
dan beraktivitas kembali. Biarkan gelombang otak kita secara gradual mulai naik
dari state Sholat di Theta kembali Alpha. Sambil ber-dzikir atau membaca Wirid,
kita rasakan ucapan, gerak dan perasaan kita meemberikan sensasi kenyamanan.
Kita merasakan bawah tubuh kita menempel di sajadah, tangan kita bertumpu di
paha, kepala bergerak-gerak seirama bacaan. Saat itu gelombang otak kita mulai
merambat naik menuju Alpha.
Berdo’a (Alpha ke
Beta)
”Sesungguhnya Aku adalah mengikuti persangkaan Hambaku”. Saat
berdoa kita memanjatkan harapan, permintaan dan keinginan. Semakin kita
memahami makna ucapan kita, semakin kita meyakini doa kita pasti terkabul.
Semakin kita yakin maka semakin besar kemungkinan doa kita terijabah. Apakah
langsung terealisasi, ditunda waktunya, atau diganti dengan yang lebih baik
bagi kita, semuanya adalah bentuk terijabahnya doa sesuai perkenan Allah.
Saat memanjatkan Doa itulah gelombang otak kita sudah mulai naik
lagi menuju Beta, dan mulai menyiapkan diri kita kembali pada aktivitas duniawi
kita. Saat kita bangkit dari duduk dan melangkah, kita merasakan melewati
titian menuju ke state awal kita.
Dua titian yang pertama, yaitu Adzan dan Wudlu sangat mungkin
berbalikan waktunya, yaitu berwudlu terlebih dahulu sebelum Adzan. Itupun tetap
bermanfaat membawa diri kita menuju State Sholat yaitu mulai dari gelombang
Beta menuju ke Theta. Apapun urutannya, afirmasikan dalam diri untuk menurunkan
gelombang otak, menuju ke state Sholat dengan niat melaksanakan sholat dengan
khusyu’ dan penuh kepasrahan pada Allah SWT.
Jadikanlah Sholat dan Sabar sebagai penolongmu
Insya Allah apa yang tertulis ini adalah sharing dari apa yang
telah penulis alami dan jalani sehari-hari, sebagai sebuah pengalaman aktual
dalam penghambaan kepada Allah SWT. Penulis meyakini bahwa Sholat adalah
kebutuhan manusia karena memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi umat
beriman yang melaksanakannya. Semoga Allah melimpahkan petunjuk dan hidayahNya
serta AmpunanNya bilamana sharing ini mengandung kekeliruan atau kekurangan
karena ke-fakir-an serta ke-dhaif-an penulis.
Astaghfirullahaladzim. Astaghfirullahaladzim.
Astaghfirullahaladzim. Innallahaghofururrohiim.
Sidoarjo, 5 Mei 2009
Abdul Aziez
Tidak ada komentar:
Posting Komentar