Gelombang Suara Mampu Bangkitkan Kekuatan
Tersembunyi
gelombang |
Sebuah penelitian metafisika di Amerika
menemukan metode modern untuk membangkitkan kekuatan Supranatural. Benarkah
kekuatan tersembunyi itu bisa dibangkitkan tanpa mantera…?
Tak dapat dipungkiri, suara, nyanyian, atau gelombang suara
dalam ritmik tertentu mampu mempengaruhi emosional manusia. Seseorang bisa
tenang saat dirinya mendengarkan sebuah lagu. Namun, ada orang yang sektika
berubah menjadi gundah dan gelisah akibat mendengarkan lagu. Oleh karena itu
jangan heran jika dalam kondisi tertentu, manusia bisa menangis, tertawa,
bahkan meledak emosinya karena mendengar sebuah nyanyian. Seseorang juga bisa
nekad membunuh karena emosionalnya (alam bawah sadarnya) mendadak terpengaruh
akibat dari sebuah tembang yang didengarnya.
Seorang anak belasan tahun nekad mengakhiri hidupnya dengan cara
menggantung diri di dalam kamarnya. Tak jelas, apa yang melatarbelakangi aksi
bunuh diri itu. Sebab beberapa jam sebelum ditemukan tergantung, anak itu
terlihat tak memiliki masalah. Sorenya ia masih terlihat bermain sepak bola
dengan teman-teman sebayanya. Ia nampak ceria, begitu tutur teman-teman korban.
Satu petunjuk tertulis pada secarik kertas yang ditulis sebelum korban
menghabisi nyawanya sendiri. Pesan terakhir dari korban itu hanya bertuliskan,
jika si ibu ingat pada korban, putarlah lagu-lagu dari group musik Slank. Ini
kisah nyata yang terjadi beberapa bulan lalu di Jawa Tengah.
Penelitian tentang irama lagu, bunyi-bunyian atau yang kemudian
disebut gelombang suara sebenarnya telah lama dilakukan di Amerika. Hasilnya
sungguh mencengangkan, ternyata gelombang suara mampu mempengaruhi emosional
manusia. Bahkan sejak dalam kandungan, emosional jabang bayi bisa dipengaruhi
oleh nyanyian yang dibawakan ibunya. Bahkan secara tegas penelitian itu
menyatakan; berbagai irama yang dihasilkan oleh musik-musik klasik memiliki
gelombang suara yang terbaik untuk membentuk emosional calon bayi.
Tak hanya itu, penelitian di Negeri Paman Sam ini juga berhasil
membuktikan betapa gelombang suara yang diset pada frekwensi tertentu mampu
membangkitkan hidden energy seseorang. Penelitian ini kemudian dikenal sebagai
penelitian Metafisik Spiritual. Dengan mendengarkan gelombang suara pada
frekwensi yang terprogram, seseorang bisa masuk ke alam bawah sadarnya (alpha,
theta dan delta), tetapi masih dalam kontrol kesadaran. Pada saat itu seseorang
mampu melakukan berbagai kegiatan yang tak mungkin bisa dilakukan pada saat
dirinya dalam kesadaran penuh (beta). Fenomena ini di Indonesia lazim disebut
orang dengan nama kesurupan, trance.
Alih-alih, penelitian orang asing itu sebenarnya mencoba
mengilmiahkan berbagai fenomena trance yang banyak mereka lihat di negeri ini
atau kawasan Asia Tenggara pada umumnya. Tak bisa dipungkiri, sebenarnya banyak
orang asing yang merasa takjub saat mereka melihat orang Indonesia yang
bertubuh kebal, atau bahkan bisa meragasukma hanya dengan melantunkan bait-bait
mantera atau doa khusus. Bahkan mereka juga kagum saat para penari Bali
memperagakan tariannya yang diakhiri dengan melakukan penusukan pada perut.
Atau Kuda Lumping yang memakan beling pada saat pertunjukan tengah berlangsung
dan Seni Debus yang mempertunjukkan seni yang benar-benar sensasional.
Dengan kata lain, sebenarnya, Penelitian Metafisik Spiritual di
Amerika itu sama dengan meditasi yang dilakukan di Indonesia. Mereka hanya
merubah metode menjadi ilmiah, tidak lagi menggunakan mantera, menyan atau
semedi dalam goa. Mereka menggunakan pembangkitan dengan cara mendengarkan
gelombang suara pada frekwensi yang sebelumnya telah diprogram. Tujuannya tak
lain, untuk mempercepat proses pembangkitan indera ke-enam.
Perhatikan folklore, pada masa lalu, para Warok Ponorogo acap
menggunakan madat pada saat mereka hendak melakukan ritual. Suatu upaya untuk
mempercepat bersatunya cipta, rasa dan karsanya. Tapi segala hal berbau klenik
itu tak dipergunakan para peneliti di Amerika. Mereka hanya perlu mendengarkan
sebuah gelombang suara dari headphone. Dan, hasilnya sama dengan orang-orang
sakti di negeri ini, mereka bisa kebal senjata, bisa menerawang masa depan
bahkan bisa juga meragasukma.
Menurut para peneliti Metafisik dari negara Paman Sam, mantra
adalah sebait kata yang jika dibaca dengan ritmik tertentu dapat menimbulkan
gelombang suara yang dapat mempengaruhi alam bawah sadar dan keyakinan
seseorang. Mereka kemudian mengadaptasi mantera menjadi sebuah gelombang suara
yang mampu mempengaruhi kerja otak manusia diambang kesadaran. System ini
kemudian mereka sebut dengan nama Alfa-theta mind program. Sebagai catatan,
alam bawah sadar seseorang bekerja 24 jam sehari.
Alfa-theta mind program ini dilakukan dengan cara relaksasi diri
dimana pada kondisi tersebut manusia dapat menyelaraskan gelombang pikiranya
dengan gelombang alam semesta sehingga apabila hubungan atau vibrasi telah
terjadi dengan gelombang mikrokosmik alam tersebut maka manusia tersebut dapat
mewujudkan apapun yang diinginkan. Baik itu keinginan meningkatkan kemampuan
supranatural (metafisika), keinginan untuk menjadi orang sakti atau ingin kaya
raya.
Di masa lalu, bahkan masih acap terdengar sampai belakangan ini
khususnya di pedesaan, kidungan Rumeksa Ing Wengi yang dilantunkan dengan tepat
dan benar mampu membuat si pelantun beserta seluruh keluarganya terhindar dari
marabahaya. Baik berupa gangguan makhluk halus, penyakit atau orang yang akan
berbuat jahat. Sayangnya, apa-apa yang dilakukan oleh nenek moyang kita ini
menjadi dogma semata. Tak banyak yang mau melakukan penelitian dengan cara
akademik. Alhasil kesaktian nenek moyang kita pun punah digilas kemajuan
teknologi.
Menilik fenomena diatas, tak ada salahnya jika kita mulai
mengadaptasi teknologi tersebut. Agus Hendra Jaya, 45 tahun, adalah salah
seorang yang berusaha mengkolaborasikan Alfa-theta mind program dengan berbagai
pengatahuan spiritual di negeri ini. Berbekal pengetahuannya di dunia musik dan
metafisika, Agus mantan personel group musik Modulus Band mengembangkan metode
ini. Dari hasil penelitian panjangnya itu ia telah menghasilkan beberapa
Compact Disk (CD) yang mampu membangkitkan energi metafisik seseorang. Misalnya
sebuah gelombang suara yang ia dapatkan dari penelitian seorang Amerika.
Setelah diadaptasikan dengan kapasitas otak orang Indonesia terbentuk sebuah CD
yang bisa membangkitkan indera ke-enam seseorang.
Dijelaskan Agus, gelombang suara yang didengarkan menggunakan
headphone masuk ke telinga lalu mempengaruhi pikiran, hati dan alam bawah sadar
seseorang. Sambil mendengarkan CD tersebut seseorang bisa membayangkan apapun,
seperti meragasukma, menerawang, menyembuhkan diri sendiri atau memelet
seseorang. Sebab menurut Agus, kita adalah apa yang kita pikirkan. Jika kita
percaya bahwa kita mampu maka kita pasti mampu. Tapi jika kita percaya kita
tidak mampu maka kita tidak pernah mampu.
Menurut Agus, untuk mengaplikasikan penemuan baru ini tidaklah
sulit. Seseorang hanya membutuhkan sebuah CD Player dengan headphone steereo.
Dengan itu kita bisa memutar sebuah CD dengan spesifikasi gelombang suara
tertentu. Misalnya CD yang diprogram untuk meragasukma. Dengan ketekunan, keyakinan
dan parah diri pada Tuhan maka seseorang dalam waktu relatif singkat dapat
merasakan perubahan keadaan yang disebut sensasi rasa. Meski tubuhnya terduduk
di dalam kamar, namun jiwa, roh dan rasanya dapat pergi ke mana pun ia mau.
Lebih jauh dijelaskan Agus, gelombang suara pada CD tersebut
diset pada frekwensi khusus. Misalnya pada tingkatan Delta (Deep sleep/tidur
nyenyak), frequency range-nya 0,5Hz-4Hz. Theta, Drowsiness (ambang akan
terlelap), frequency range-nya 4Hz-8Hz. Alpha, Relaxed but alert (rileks dengan
mata terpejam), frequency range-nya 8Hz-14Hz. Dan Beta, Highly alert and
focused (keadaan sadar penuh), frequency range-nya 14Hz-30Hz. “Frequency range
tersebut diperlukan untuk menyelaraskan otak kita,” tutur Agus.
Meski begitu, diakui Agus CD yang ia program itu hanya sebuah
alat, keberhasilan dari alat itu sepenuhnya tergantung pada keyakinan
seseorang. Sebab kemampuan bawah sadar seseorang dapat bekerja sesuai dengan
besarnya keyakinan yang dimiliki. Selain itu, sebagai manusia yang beriman,
kita percaya sepenuhnya bahwa segala hal yang terjadi di muka bumi ini adalah
atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Begitu pun dengan pemikiran kita, alam
bawah sadar kita sepenuhnya dikuasai oleh kekuasaan Tuhan. Jadi semakin kita
dekat dengan Tuhan, maka semakin terpenuhilah segala keinginan kita.
Penulis artikel:
Eka Supriatna, diambil dari
mystys.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar