Social Media Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Pages

Kamis, 06 Juni 2013

"Palestinian Ambassador: Thank You Indonesia"


TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Palestina, Fariz N Mehdawi, menyampaikan terima kasih pada pemerintah dan rakyat Indonesia atas dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. »Ada banyak sahabat Palestina di seluruh dunia, terutama di Indonesia yang mendukung kami untuk merdeka," kata Fariz dalam syukuran atas pengakuan Palestina sebagai negara peninjau di Perserikat Bangsa Bangsa, Jumat, 30 November 2012. 
Fariz mengatakan, pengakuan oleh PBB sangat dibutuhkan masyarakat Palestina untuk mewujudkan kedamaian. Selama ini, Fariz menyebut sudah banyak masyarakat sipil yang tewas dan terbunuh di Palestina. 

Dua pekan lalu, penduduk Gaza, Palestina diserang Israel. Fariz menyebut dalam agresi selama delapan hari itu 148 orang tewas dan 1.300 korban luka-luka. Mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan. "Kami sangat memerlukan kemerdekaan ini, terlalu banyak darah yang tumpah sejak puluhan tahun ini. Maka yang paling penting adalah pengakuan (kemerdekaan)," kata dia.
Secara khusus, Fariz juga mengapresisai tindakan tegas Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Dalam pengambilan keputusan di sidang umum PBB, Kamis, 29 November 2012 kemarin, Marty kata Fariz termasuk keras mengarahkan dan berdialog dengan perwakilan negara lain untuk menyetujui pengakuan Palestina. 

Fariz juga mengapresiasi dukungan yang disampaikan publik dan tokoh lintas agama di Indonesia yang disampaikan secara terbuka. Baik melalui jalur diplomasi dan dialog ataupun melalui bantuan kemanusiaan. Dia berharap pemerintah Indonesia tetap menjadi sahabat baik bagi Palestina. "Kami selalu berada di posisi kuat jika kita bersatu," ujarnya.
Sebanyak 193 negara anggota PBB memberi suara dalam sidang PBB. Dari jumlah itu, 138 negara mendukung pemberian status baru bagi Palestina. Sembilan negara menentang dan 41 negara abstain. Kanada, Israel, dan Amerika Serikat termasuk yang menentang rancangan pemberian status merdeka bagi Palestina.
Pionir pendukung rancangan resolusi itu adalah 70 negara. Mereka antara lain Indonesia, Cina, Aljazair, Angola, Brazil, Kuba, Jordania, Kenya, Nigeria, Pakistan, Peru, Qatar, Senegal, Afrika Selatan, Tajikistan, Venezuela, dan Zimbabwe. 


 Mungkin informasi ini sudah lama, tapi saya hanya ingin berbagi info saja mungkin dari teman-teman belum pernah membaca artikel ini sebelumnya. Thanks before, Don't forget to share a friends

Indonesia Tak Akan Buka Hubungan Diplomatik Israel


TEMPO.COJakarta-- Direktur Jenderal Hubungan Multilateral Kementerian Luar Negeri, Hasan Kleib, menyatakan Indonesia tak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sebelum kemerdekaan Palestina yang berdaulat dan menjadi Palestina diakui sebagai negara.

"Ini menunjukkan solidaritas, dan Indonesia mendukungan resolusi Palestina," kata Hasan usai acara peringatan Hari Solidaritas Internasional Untuk Rakyat Palestina yang digelar di Gedung Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis, 29 November 2012.

Indonesia menjadi salah satu yang pertama kali menjadi sponsor resolusi. Dikatakan Hasan, bahkan Menteri Luar Negeri memutuskan untuk berangkat ke New York untuk menyampaikan pidato dan ikut pemungutan suara pagi nanti.

Besok pagi waktu setempat akan ada pemungutan suara di Perserikatan Bangsa-

Bangsa, soal status Palestina. Jika banyak suara mendukung Palestina, maka status Palestina di PBB akan berubah menjadi ''non member observer state'', dari yang sebelumnya ''non member observer entity''

Dari kenaikan status tersebut, menurut Hasan, setidaknya PBB melakukan resolusi, lantaran bisa jadi status tersebut merupakan pengakuan internasional bagi Palestina sebagai suatu negara.

Mungkin informasi ini sudah lama, tapi saya hanya ingin berbagi info saja mungkin dari teman-teman belum pernah membaca artikel ini sebelumnya. Thanks before, Don't forget to share a friends 

138 Negara Dukung Palestina Jadi Negara

TEMPO.CONew York - Kabar gembira bagi seluruh rakyat Palestina. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui Palestina sebagai Negara Peninjau.
Lebih dari 130 negara telah memberikan suara mereka atas status baru Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB yang digelar Kamis, 29 November 2012. Tepatnya 138 negara mendukung, sembilan tidak setuju, dan 41 abstain. Kanada, Israel, dan Amerika Serikat menentang rancangan pemberian status ini.
Adapun para pionir pendukung rancangan resolusi itu ada 70 negara. Mereka antara lain Cina, Aljazair, Angola, Brasil, Kuba, Yordania, Kenya, Nigeria, Pakistan, Peru, Qatar, Senegal, Afrika Selatan, Tajikistan, Venezuela, dan Zimbabwe.
Status baru Palestina ini akan memberi kekuatan bagi negara tersebut untuk menantang Israel di forum hukum internasional atas tindakan mereka yang menduduki wilayah Tepi Barat. Termasuk juga penyelesaian pembangunan dan membantu memperkuat otoritas Palestina, setelah pelemahan karena perang antara kelompok Hamas melawan Israel.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan sangat senang dengan keputusan tersebut. "Sidang Majelis Umum telah dipanggil untuk mengeluarkan sertifikat lahirnya negara Palestina," kata dia di dalam ruang sidang.
Abbas juga menekankan bahwa negaranya sangat mengecam rasialisme dan kolonialisme yang dilakukan Israel. Pernyataannya itu ditujukan bagi dua pihak, yaitu Israel dan kelompok Hamas.
Pernyataan Abbas itu langsung ditanggapi oleh Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. Menurut dia, seluruh dunia telah menyaksikan pidato Abbas yang berisi dusta dan fitnah bagi pasukan pertahanan Israel juga penduduk Israel. "Seseorang yang menginginkan perdamaian seharusnya tidak berbicara seperti itu," kata dia.

TEMPO.CO Jakarta--Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, mengatakan setelah merdeka nanti, Palestina ingin seperti Indonesia. "Demokrasi bukan soal perbedaan, seperti Indonesia bersatu, Bhineka Tunggal Ika," katanya usai peringatan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina yang digelar di Gedung Cipta II Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis, 29 November 2012.
Hari peringatan kali ini menjadi spesial. Sebab, besok pagi waktu setempat akan ada pemungutan suara di Perserikatan Bangsa-Bangsa, soal status Palestina. Jika banyak suara mendukung Palestina, maka status Palestina di PBB akan berubah menjadi ''non member observer state'', dari yang sebelumnya ''non member observer entity''
Dari kenaikan status tersebut, menurut Hasan, setidaknya PBB melakukan resolusi, lantaran bisa jadi status tersebut merupakan pengakuan internasional bagi Palestina sebagai suatu negara.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, mendukung perubahan status Palestina menjadi ''non member observer state''. Ia merasa langkah tersebut bisa menjadi awal perwujudan perdamaian.


Mungkin informasi ini sudah lama, tapi saya hanya ingin berbagi info saja mungkin dari teman-teman belum pernah membaca artikel ini sebelumnya. Thanks before, Don't forget to share a friends

Menghasilkan uang dari Internet

Untuk temen-temen yang ingin menghasilkan uang dari dunia maya, caranya sangat mudah dengan mendaftarkan diri anda di http://Cash4Visits.com/ref.php?refId=113490 http://Cash4Visits.com/ref.php?refId=113490

selanjutnya tinggal ikuti langkah-langkahnya :) kasih tau teman-teman yang lainya juga yah, Thanks before, Don't forget to share a friends.
selamat mencoba,..