Social Media Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Pages

Sabtu, 28 April 2012

Ekosistem Lingkungan


Buat teman-teman yang susah mencari materi tentang ekosistem linkungan untuk tugas ipa, saya punya nih… materi ini tentang (baca judulnya). Materi ini saya rangkum sewaktu disuruh mengerjakan tugas oleh pak guru. Materi ini juga dilengkapi tanggapanya looohh. Semoga isi dari materi dapat memuaskan kalian semua ^^
langsung saja ke TKP
:D

KEANEKARAGAMAN HAYATI
EKOSISTEM DANAU TOBA


Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Laju pembangunan yang makin meningkat, diiringi dengan pertambahan penduduk dunia yang sangat cepat, telah menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap sumber daya alam dan lingkungan. Ekosistem air yang merupakan bagian dari sumber daya alam juga tidak luput dari segala dampak negatif yang ditimbulkan oleh peningkatan aktivitas manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam dan lingkungan tersebut. Banyak orang yang beranggapan bahwa persediaan air tawar di planet bumi ini tidak terbatas, dan menggunakan air seakan-akan air tidak akan pernah habis. Seperti kita ketahui bersama bahwa lebih kurang tiga perempat bagian dari permukaan bumi tertutup air. Dari segi ekosistem kita dapat membedakan air tawar, air laut, dan air payau. Dari ketiga ekosistem perairan tersebut, air laut dan air payau merupakan bagian yang terbesar, yaitu lebih dari 97%.
Jumlah keseluruhan air yang terdapat di planet bumi adalah sekitar 1,4 miliar kilometer kubik. Dari jumlah tersebut volume air tawar hanya berkisar 36 juta kilometer kubik atau hanya sekitar 2,6%. Sebagian besar dari volume air tawar tersebut terdapat dalam bentuk es kutub, gletser di pegunungan, air tanah, dan air di atmosfer, sehingga dari perhitungan para ahli hanya tersedia sekitar 34.000 kilometer kubik yang dapat dimanfaatkan langsung oleh manusia dan makhluk hidup lain. Keseluruhan air di bumi terdapat dalam suatu siklus hidrologi yaitu sebuah proses sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan sebaliknya. Bila dibandingkan dengan ekosistem daratan dan lautan, luas ekosistem air tawar, seperti sungai dan danau, sangatlah kecil. Tetapi ekosistem yang kecil ini adalah habitat bagi sebagian besar spesies yang ada di bumi. Di ekosistem air tawar hidup 10% spesies lebih banyak bila dibandingkan dengan yang terdapat di daratan. Sebanyak 12% dari seluruh fauna yang terdapat di bumi, termasuk 41% dari seluruh spesies ikan yang telah teridentifikasi hidup di ekosistem air tawar yang luasnya hanya sekitar 1% dari keseluruhan area permukaan bumi.

EKOSISTEM DANAU TOBA
            Danau Toba yang merupakan suatu ekosistem air telah banyak mengalamiperubahan terutama akibat dari berbagai aktivitas manusia yang terdapat di sekitarnya. Danau Toba yang mempunyai luas permukaan lebih kurang 1.100 kilometer persegi, dengan total volume air sekitar 1.258 kilometer kubik, merupakan danau yang paling luas di Indonesia. Danau ini merupakan sumber daya air yang mempunyai nilai yang sangat penting ditinjau dari fungsi ekologi, hidrologi serta fungsi ekonomi. Hal iniberkaitan dengan fungsi Danau Toba sebagai habitat berbagai jenisorganisme air, sebagai sumber air minum bagi masyarakat sekitarnya, sebagai sumber air untuk kegiatan pertanian dan budi daya perikanan sertauntuk menunjang berbagai jenis industri, seperti kebutuhan air untukindustri pembangkit listrik Sigura-gura dan Asahan. Tak kalah pentingnyaadalah fungsi Danau Toba sebagai kawasan wisata yang sudah terkenal  kemancanegara dan sangat potensial untuk pengembangan kepariwisataan di
Provinsi Sumatera Utara.

FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN ABIOTIK DANAU TOBA

            Dari berbagai penelitian di Danau Toba memberikan indikasi bahwa telahterjadi penurunan kualitas air, khususnya pada lokasi-lokasi yang banyakterkena dampak dari kegiatan masyarakat. Hasil analisis laboratoriumterhadap sampel air danau yang diambil pada waktu terjadinya kematianmasal ikan mas di perairan Haranggaol Danau Toba pada bulan November2004 menunjukkan bahwa nilai kelarutan oksigen (DO) telah turun padanilai yang sangat rendah yaitu sebesar 2,95 mg/l, hal ini menunjukkanbahwa ketersediaan oksigen sudah sangat terbatas. Selanjutnya nilai BOD(Biochemical Oxygen Demand) sebesar 14 mg/l memberikan indikasi
            tingginya bahan organik di dalam air. Bahan organik tersebut kemungkinanberasal dari sisa pakan yang tidak habis dikonsumsi oleh ikan budidaya.Demikian juga konsentrasi zat-zat nutrisi seperti nitrogen dan fosfor telahjauh melebihi ambang batas yang ditetapkan.
            Jika dibandingkan hasil analisis kualitas air pada lokasi budidaya ikan diperairan Haranggaol dengan hasil analisis kualitas air di beberapa lokasi diperairan Danau Toba, ternyata bahwa di lokasi penelitian Parapat,Simanindo, dan Balige konsentrasi zat-zat nutrisi juga telah melewati bakumutu yang ditetapkan.

            Kegiatan budidaya ikan dalam jaring apung ternyata menghasilkan limbahorganik yang tinggi dan pada akhirnya akan menghasilkan senyawa nitrityang tinggi pada perairan melalui proses nitrifikasi. Hasil analisis yang samajuga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Terangna, N., dkk. (2002)yang melakukan penelitian tentang sifat fisik, kimia, dan biologi di beberapalokasi di ekosistem Danau Toba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padalokasi yang terletak di tengah danau (sekitar 500 m dari pinggir danau)

            kecerahan air mencapai kedalaman 11 – 14 m dengan kandungan nutrisidalam air masih rendah dan kadar oksigen masih terdeteksi sampai kedasar danau pada kedalaman antara 200 – 500 m, sehingga perairan danaumasih tergolong Oligotrofik (miskin zat hara). Sedangkan pada lokasi penelitian yang dekat dengan pemukiman dan lokasi budidaya ikan dalamjaring apung terdeteksi kadar nutrisi yang tinggi serta ditandai denganpertumbuhan eceng gondok yang cukup subur.

KEANEKARAGAMAN HAYATI DANAU TOBA

            Kondisi oligotrofik Danau Toba menyebabkan daya dukung danau untukperkembangan dan pertumbuhan organisme air seperti plankton danbentos sangat terbatas. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan dibeberapa kawasan Danau Toba menunjukkan bahwa populasi plankton dan bentos di Danau Toba adalah rendah (Barus et al., 1998, 1999).Komunitas plankton (fitoplankton dan zooplankton) merupakan basisdari terbentuknya suatu rantai makanan, oleh sebab itu planktonmemegang peranan yang sangat penting dalam suatu ekosistem danau. Dengan demikian maka dapat dimaklumi bahwa keanekargaman ikan diDanau Toba juga tidak terlalu tinggi. Hal ini disebabkan bahwa sumbernutrisi utama ikan secara alamiah umumnya adalah berbagai jenisplankton dan bentos tersebut. Dari beberapa hasil penelitian di Danau

            Toba, dijumpai 14 spesies ikan. Informasi yang diperoleh dari nelayansetempat bahwa jenis ikan yang akhir-akhir ini sering didapat adalahikan mujahir (Tilapia mossambica), ikan kepala timah (Aplocheiluspanchax), ikan seribu (Lebistes reticulates), ikan gurami (Osphronemus goramy), ikan sepat (Trichogaster trichopterus), ikan gabus (Channastriata), ikan lele (Clarias batrachus), ikan mas (Cyprinus carpio), danikan nila.

            Selain itu terdapat satu jenis ikan endemik yaitu ikan yang hanyaterdapat di Danau Toba yang disebut sebagai ikan batak atau “ihan”(Neolissochillus thienemanni). Jenis ikan ini berdasarkan kriteria IUCN(International Union for the Conservation of Nature) sudah diklasifikasikan sebagai terancam punah (endangered). Jenis ikan ini dahulu sering dihidangkan sebagai sajian istimewa untuk berbagai acara pesta adat bagi masyarakat setempat, tetapi kini masyarakat yang tinggal di sekitar danau sudah sangat sulit untuk menemukan ikantersebut.

ANCAMAN TERHADAP KELESTARIAN EKOSISTEM DANAU TOBA
            Permasalah utama yang dialami ekosistem danau toba adalah penurunan kualitas air akibat dari berbagai limbah yang dibuang kedalam danau sehingga menimbulkan pencemaran seperti limbah, domestic/perhotelan, limbah pertanian, limbah dari budidaya perikanan didalam jarring apung serta, limbah minyak yang berasal dari transportasi air. Masalah yang lain adalah masalah Penebasan hutan dan kebakaran menyisakan lahan-lahan terbuka yang rawan erosi dan longsor. Sementara upaya-upaya reboisasi dan re-forest berjalan lambat program reboisasi dan re-forest kerap terganggu karena praktek penggembalaan ternak secara tak terkendali.
             Bahkan tidak jarang pemilik ternak membakar semak belukar sebagai jalan pintas menyediakan vegetasi muda bagi ternaknya. kuantitas dan mutu kawasan Danau Toba mengalami degradasi. Malah di beberapa tempat di perairan wilayah perkotaan telah tercemar dan pantai berubah fungsi jadi bangunan, ruang rekreasi semakin sempit, air limbah masuk ke danau dan berbagai permasalahan lainnya, perubahan nilai estetika dan keindahan Danau Toba telah mengakibatkan penurunan arus wisatawan, perhotelan banyak yang tutup dan usaha jasa angkutan darat maupun air tidak berkembang. Hal ini menyebabkan hilangnya kesempatan kerja dan penurunan tingkat pendapatan masyarakat lokal, Sementara, Team Leader Program ITTO Ir Sibarudi M Wood Sc didampingi Ketua Panitia Dr Ir Juli Ritha Tarigan MSc mengatakan, hasil studi ITTO menunjukkan bahwa nilai jasa lingkungan di kawasan Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba cukup tinggi, mencapai Rp1,39 triliun per tahun

TANGGAPAN :
Menurut saya pengelolaan yang baik agar kelestarian ekosistem danau toba dapat dipertahankan pemanfaatanya yang dilakukan untuk kepentingan bersama. Bahwa pengelolaan ekosistem danau toba tidak bisa dilakukan oleh satu pihak tertentu saja, melainkan dari upaya bersama oleh berbagai pihak baik dari instansi pemerintah, ilmuwan, investor, serta didukung peran aktif oleh masyarakat/LSM. Dan pemerintah seharusnya membuat baku mutu lingkungan ekosistem danau toba yang dapat digunakan untuk melakukan pemantauan terhadap kualitas ekosistem danau toba.
Untuk para investor yang membuat usaha disekitar danau toba, seharusnya diberikan sanksi yang tegas kalau kedapatan membuang limbah domestic/perhotelan yang mencemarkan air disekitar danau toba. Supaya para penduduk didesa tersebut dapat memanfaatkan air bersih yang ada di sana. Dan untuk para penebang liar supaya diingatkan pemerintah/masyarakat disekitar danau toba agar tidak menebang pohon sembarangan yang akan menyebabkan bencana erosi dan rawan longsor. Karena danau toba adalah salah satu tujuan para wisatawan, seharusnya pemerintah/masyarakat dapat menjaga  perubahan nilai estetika dan keindahan Danau Toba, sehingga tidak menurunya wisatawan, perhotelan banyak yang tutup dan usaha jasa angkutan darat maupun air tidak berkembang. Hal ini menyebabkan hilangnya kesempatan kerja dan penurunan tingkat pendapatan masyarakat lokal.





Tidak ada komentar:

 
Are you Awesome? Legend has it that Awesome people can and will share this post!
Ekosistem Lingkungan