Buat teman-teman yang susah mencari
materi tentang ekosistem linkungan untuk tugas ipa, saya punya nih… materi ini
tentang (baca judulnya). Materi ini saya rangkum sewaktu disuruh mengerjakan
tugas oleh pak guru. Materi ini juga dilengkapi tanggapanya looohh. Semoga isi
dari materi dapat memuaskan kalian semua ^^
langsung saja ke TKP :D
langsung saja ke TKP :D
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Danau
Toba
adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar
30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera
Utara, Indonesia. Danau ini
merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat
sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Laju
pembangunan yang makin meningkat, diiringi dengan pertambahan penduduk dunia
yang sangat cepat, telah menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap sumber
daya alam dan lingkungan. Ekosistem air yang merupakan bagian dari sumber daya
alam juga tidak luput dari segala dampak negatif yang ditimbulkan oleh
peningkatan aktivitas manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam dan
lingkungan tersebut. Banyak orang yang beranggapan bahwa persediaan air tawar
di planet bumi ini tidak terbatas, dan menggunakan air seakan-akan air tidak
akan pernah habis. Seperti kita ketahui bersama bahwa lebih kurang tiga
perempat bagian dari permukaan bumi tertutup air. Dari segi ekosistem kita
dapat membedakan air tawar, air laut, dan air payau. Dari ketiga ekosistem
perairan tersebut, air laut dan air payau merupakan bagian yang terbesar, yaitu
lebih dari 97%.
Jumlah
keseluruhan air yang terdapat di planet bumi adalah sekitar 1,4 miliar
kilometer kubik. Dari jumlah tersebut volume air tawar hanya berkisar 36 juta
kilometer kubik atau hanya sekitar 2,6%. Sebagian besar dari volume air tawar
tersebut terdapat dalam bentuk es kutub, gletser di pegunungan, air tanah, dan
air di atmosfer, sehingga dari perhitungan para ahli hanya tersedia sekitar 34.000
kilometer kubik yang dapat dimanfaatkan langsung oleh manusia dan makhluk hidup
lain. Keseluruhan air di bumi terdapat dalam suatu siklus hidrologi yaitu
sebuah proses sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan sebaliknya. Bila
dibandingkan dengan ekosistem daratan dan lautan, luas ekosistem air tawar,
seperti sungai dan danau, sangatlah kecil. Tetapi ekosistem yang kecil ini
adalah habitat bagi sebagian besar spesies yang ada di bumi. Di ekosistem air
tawar hidup 10% spesies lebih banyak bila dibandingkan dengan yang terdapat di
daratan. Sebanyak 12% dari seluruh fauna yang terdapat di bumi, termasuk 41%
dari seluruh spesies ikan yang telah teridentifikasi hidup di ekosistem air
tawar yang luasnya hanya sekitar 1% dari keseluruhan area permukaan bumi.
EKOSISTEM DANAU TOBA
Danau Toba
yang merupakan suatu ekosistem air telah banyak mengalamiperubahan terutama
akibat dari berbagai aktivitas manusia yang terdapat di sekitarnya. Danau Toba
yang mempunyai luas permukaan lebih kurang 1.100 kilometer persegi, dengan
total volume air sekitar 1.258 kilometer kubik, merupakan danau yang paling
luas di Indonesia. Danau ini merupakan sumber daya air yang mempunyai nilai
yang sangat penting ditinjau dari fungsi ekologi, hidrologi serta fungsi
ekonomi. Hal iniberkaitan dengan fungsi Danau Toba sebagai habitat berbagai
jenisorganisme air, sebagai sumber air minum bagi masyarakat sekitarnya, sebagai
sumber air untuk kegiatan pertanian dan budi daya perikanan sertauntuk
menunjang berbagai jenis industri, seperti kebutuhan air untukindustri
pembangkit listrik Sigura-gura dan Asahan. Tak kalah pentingnyaadalah fungsi
Danau Toba sebagai kawasan wisata yang sudah terkenal kemancanegara dan sangat potensial untuk
pengembangan kepariwisataan di
Provinsi Sumatera Utara.
FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN
ABIOTIK DANAU TOBA
Dari
berbagai penelitian di Danau Toba memberikan indikasi bahwa telahterjadi
penurunan kualitas air, khususnya pada lokasi-lokasi yang banyakterkena dampak
dari kegiatan masyarakat. Hasil analisis laboratoriumterhadap sampel air danau
yang diambil pada waktu terjadinya kematianmasal ikan mas di perairan
Haranggaol Danau Toba pada bulan November2004 menunjukkan bahwa nilai kelarutan
oksigen (DO) telah turun padanilai yang sangat rendah yaitu sebesar 2,95 mg/l,
hal ini menunjukkanbahwa ketersediaan oksigen sudah sangat terbatas.
Selanjutnya nilai BOD(Biochemical Oxygen Demand) sebesar 14 mg/l
memberikan indikasi
tingginya
bahan organik di dalam air. Bahan organik tersebut kemungkinanberasal dari sisa
pakan yang tidak habis dikonsumsi oleh ikan budidaya.Demikian juga konsentrasi
zat-zat nutrisi seperti nitrogen dan fosfor telahjauh melebihi ambang batas
yang ditetapkan.
Jika
dibandingkan hasil analisis kualitas air pada lokasi budidaya ikan diperairan
Haranggaol dengan hasil analisis kualitas air di beberapa lokasi diperairan
Danau Toba, ternyata bahwa di lokasi penelitian Parapat,Simanindo, dan Balige
konsentrasi zat-zat nutrisi juga telah melewati bakumutu yang ditetapkan.
Kegiatan
budidaya ikan dalam jaring apung ternyata menghasilkan limbahorganik yang
tinggi dan pada akhirnya akan menghasilkan senyawa nitrityang tinggi pada
perairan melalui proses nitrifikasi. Hasil analisis yang samajuga diperoleh
dari penelitian yang dilakukan oleh Terangna, N., dkk. (2002)yang melakukan
penelitian tentang sifat fisik, kimia, dan biologi di beberapalokasi di
ekosistem Danau Toba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padalokasi yang
terletak di tengah danau (sekitar 500 m dari pinggir danau)
kecerahan
air mencapai kedalaman 11 – 14 m dengan kandungan nutrisidalam air masih rendah
dan kadar oksigen masih terdeteksi sampai kedasar danau pada kedalaman antara
200 – 500 m, sehingga perairan danaumasih tergolong Oligotrofik (miskin
zat hara). Sedangkan pada lokasi penelitian yang dekat dengan pemukiman dan
lokasi budidaya ikan dalamjaring apung terdeteksi kadar nutrisi yang tinggi
serta ditandai denganpertumbuhan eceng gondok yang cukup subur.
KEANEKARAGAMAN HAYATI DANAU
TOBA
Kondisi oligotrofik Danau Toba menyebabkan daya
dukung danau untukperkembangan dan pertumbuhan organisme air seperti plankton
danbentos sangat terbatas. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan dibeberapa
kawasan Danau Toba menunjukkan bahwa populasi plankton dan bentos di Danau Toba
adalah rendah (Barus et al., 1998, 1999).Komunitas plankton
(fitoplankton dan zooplankton) merupakan basisdari terbentuknya suatu rantai
makanan, oleh sebab itu planktonmemegang peranan yang sangat penting dalam
suatu ekosistem danau. Dengan demikian maka dapat dimaklumi bahwa keanekargaman
ikan diDanau Toba juga tidak terlalu tinggi. Hal ini disebabkan bahwa
sumbernutrisi utama ikan secara alamiah umumnya adalah berbagai jenisplankton
dan bentos tersebut. Dari beberapa hasil penelitian di Danau
Toba,
dijumpai 14 spesies ikan. Informasi yang diperoleh dari nelayansetempat bahwa
jenis ikan yang akhir-akhir ini sering didapat adalahikan mujahir (Tilapia
mossambica), ikan kepala timah (Aplocheiluspanchax), ikan seribu (Lebistes
reticulates), ikan gurami (Osphronemus goramy), ikan sepat (Trichogaster
trichopterus), ikan gabus (Channastriata), ikan lele (Clarias
batrachus), ikan mas (Cyprinus carpio), danikan nila.
Selain
itu terdapat satu jenis ikan endemik yaitu ikan yang hanyaterdapat di Danau
Toba yang disebut sebagai ikan batak atau “ihan”(Neolissochillus thienemanni).
Jenis ikan ini berdasarkan kriteria IUCN(International Union for
the Conservation of Nature) sudah diklasifikasikan sebagai terancam punah (endangered).
Jenis ikan ini dahulu sering dihidangkan sebagai sajian istimewa untuk berbagai
acara pesta adat bagi masyarakat setempat, tetapi kini masyarakat yang tinggal
di sekitar danau sudah sangat sulit untuk menemukan ikantersebut.
ANCAMAN TERHADAP KELESTARIAN EKOSISTEM DANAU TOBA
Permasalah utama yang dialami ekosistem danau toba adalah
penurunan kualitas air akibat dari berbagai limbah yang dibuang kedalam danau
sehingga menimbulkan pencemaran seperti limbah, domestic/perhotelan, limbah
pertanian, limbah dari budidaya perikanan didalam jarring apung serta, limbah
minyak yang berasal dari transportasi air. Masalah yang lain adalah masalah Penebasan
hutan dan kebakaran menyisakan lahan-lahan terbuka yang rawan erosi dan
longsor. Sementara upaya-upaya reboisasi dan re-forest berjalan lambat program
reboisasi dan re-forest kerap terganggu karena praktek penggembalaan ternak
secara tak terkendali.
Bahkan tidak jarang pemilik ternak membakar
semak belukar sebagai jalan pintas menyediakan vegetasi muda bagi ternaknya. kuantitas
dan mutu kawasan Danau Toba mengalami degradasi. Malah di beberapa tempat di
perairan wilayah perkotaan telah tercemar dan pantai berubah fungsi jadi
bangunan, ruang rekreasi semakin sempit, air limbah masuk ke danau dan berbagai
permasalahan lainnya, perubahan nilai estetika dan keindahan Danau Toba telah
mengakibatkan penurunan arus wisatawan, perhotelan banyak yang tutup dan usaha
jasa angkutan darat maupun air tidak berkembang. Hal ini menyebabkan hilangnya
kesempatan kerja dan penurunan tingkat pendapatan masyarakat lokal, Sementara,
Team Leader Program ITTO Ir Sibarudi M Wood Sc didampingi Ketua Panitia Dr Ir
Juli Ritha Tarigan MSc mengatakan, hasil studi ITTO menunjukkan bahwa nilai
jasa lingkungan di kawasan Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba cukup tinggi,
mencapai Rp1,39 triliun per tahun
TANGGAPAN
:
Menurut saya pengelolaan yang baik
agar kelestarian ekosistem danau toba dapat dipertahankan pemanfaatanya yang
dilakukan untuk kepentingan bersama. Bahwa pengelolaan ekosistem danau toba
tidak bisa dilakukan oleh satu pihak tertentu saja, melainkan dari upaya
bersama oleh berbagai pihak baik dari instansi pemerintah, ilmuwan, investor,
serta didukung peran aktif oleh masyarakat/LSM. Dan pemerintah seharusnya
membuat baku mutu lingkungan ekosistem danau toba yang dapat digunakan untuk
melakukan pemantauan terhadap kualitas ekosistem danau toba.
Untuk para investor yang membuat
usaha disekitar danau toba, seharusnya diberikan sanksi yang tegas kalau
kedapatan membuang limbah domestic/perhotelan yang mencemarkan air disekitar
danau toba. Supaya para penduduk didesa tersebut dapat memanfaatkan air bersih
yang ada di sana. Dan untuk para penebang liar supaya diingatkan
pemerintah/masyarakat disekitar danau toba agar tidak menebang pohon
sembarangan yang akan menyebabkan bencana erosi dan rawan longsor. Karena danau
toba adalah salah satu tujuan para wisatawan, seharusnya pemerintah/masyarakat
dapat menjaga perubahan nilai estetika
dan keindahan Danau Toba, sehingga tidak menurunya wisatawan, perhotelan banyak
yang tutup dan usaha jasa angkutan darat maupun air tidak berkembang. Hal ini
menyebabkan hilangnya kesempatan kerja dan penurunan tingkat pendapatan
masyarakat lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar